Diary Electrical Student

Senin, 30 Oktober 2017

Konsep Nilai Uang Terhadap Waktu

3. KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU
     
Pengaruh waktu terhadap nilai uang di masa yang akan datang menyangkut penanaman dana ke dalam suatu investasi baik investasi jangka pendek maupun jangka panjang.
Berdasarkan pengaruh waktu nilai uang akan berubah pada masa yang akan datang kalau jumlahnya sama,hal ini disebabkan karena perkembangan perekonomian dimana masyarakat semakin tahu arti perkembangan perekonomian dan bagaimana dampaknya terhadap harga-harga secara umum. Kalau dalam perekonomian suatu negara dimana harga-harga cenderung naik, maka hal ini berarti bahwa dengan jumlah uang yang sama jika digunakan pada waktu satu tahun setelah diterima uang tersebut maka nilainya akan turun.

3.1. Pertimbangan Pengembalian Terhadap Modal  

Pendapatan yang diterima dari suatu kegiatan menanam modal biasanya akan diterima dalam beberapa tahun. Suatu kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai sekarang pendapatan di masa depan adalah lebih besar daripada nilai sekarang modal yang diinvestasikan. Nilai sekarang pendapatan di masa depan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut. Pada persamaan di atas: 
  • NS adalah nilai sekarang pendapatan yang diperoleh antara tahun 1 hingga tahun n apabila investasi tersebut didiskontokan sampai dengan tahun n.
  • Y1, Y2.... Yll adalah pendapatan neto (keuntungan) yang diperoleh perusahaan antara tahun 1 hingga tahun n.
  • r adalah tingkat bunga.
    Apabila nilai sekarang modal yang diinvestasikan, diasumsikan dengan M, maka penanaman modal tersebut dikatakan menguntungkan apabila NS lebih besar dari M. 
Cara lain untuk menentukan apakah suatu investasi merupakan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan dapat dilakukan dengan menghitung tingkat .pengembalian modal dari investasi tersebut. Tingkat pengembalian modal dinyatakan dalam persen dan ia menggambarkan tingkat keuntungan per tahun dari modal yang diinvestasikan. Untuk itu tingkat pengembalian modal dapat dihituna denaan rumus:
Pada persamaan tersebut: 
  • M adalah modal yang diinvestasikan.
  • Y1, Y2, Y3 hingga Yn adalah pendapatan neto (keuntungan) yang diperoleh dari tahun 1 hingga tahan ke n.
  • R adalah tingkat pengembalian modal 
Dari persamaan di atas nilai yang akan dihitung adalah R karena M dan Y1 hingga Yn sudah diketahui nilainya. Suatu investasi dianggap menguntungkan apabila nilai R lebih besar dari tingkat bunga. 
Efisiensi Modal Marjinal
Efisiensi modal marjinal (marginal efficiency of capital) adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang akan diinvestasikan. Dari kurva pada Peraga 9.4 dapat dijelaskan bahwa kurva MEI (efisiensi modal marjinal) ditunjukkan oleh tiga buah titik: A, B, dan C. 
Titik A menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal adalah Ro dan investasi adalah Io. Ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian terdapat kegiatan investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak Ro atau lebih tinggi dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah sebanyak Io.
Titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama. Titik B menggambarkan wujudnya kesempatan untuk berinvestasi dengan tingkat pengembalian modal R1 atau lebih dan modal yang diperlukan adalah I1. Dan titik C menggambarkan, untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R2 atau lebih diperlukan modal sebanyak 12.

3.2. Asal Mula Bunga 
Menurut Hubbard ( 1997 ) dalam Laksmono ( 2001), Bunga Adalah Biaya yang harus di bayar Borrower.
Menurut Kem dan Guttman (1992) seperti di uraikan Laksmono ( 2001 ) menganggap Suku Bunga merupakan sebuah harga dan sebagai mana harga lainnya maka tingkat Suku Bunga, yaitu :
1. SUKU BUNGA NOMINAL, yaitu Suku Bunga yang dapat di amati di pasaran.
2. SUKU BUNGA RIIL, yaitu suku Bunga yang secara konsep di ukur tingkat
    pengembaliannya setelah dikurangi inflansi.       
3. SUKU BUNGA JANGKA PENDEK, yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo ( Maturity ) satu tahun atau
    
kurang.4. SUKU BUNGA JANGKA PANJANG, yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo (Maturitty) lebih
    
dari satu tahun.

3.3. Bunga Sederhana
Apabila total bunga yang diperoleh berbanding lurus dengan besarnya pinjaman awal/pokok pinjaman, tingkat suku bunga dan lama periode pinjaman yang disepakati, maka tingkat suku bunga tersebut dinamakan tingkat suku bunga sederhana ( simple interest rate ). Bunga sederhana jarang digunakan dalam praktik komersial modern.
Total bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus :
                      
                                     I = P.i.n

Di mana :        I  = Total bunga tunggal
                        P = Pinjaman awal
                        i  =  Tingkat suku bunga
                        n = Periode pinjaman.

Jika pinjaman awal P, dan tingkat suku bunga I adalah suatu nilai yang tetap, maka besarnya bunga tahunan yang diperoleh adalah konstan. Oleh karena itu, total pembayaran pinjaman yang harus dilakukan pada akhir periode pinjaman F, sebesar :
                                        F = P + I

3.4. Bunga Majemuk
Bunga majemuk meupakan bunga yang diperoleh setiap periode berdasarkan pada pinjaman pokok ditambah dengan setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode tersebut. Bunga majemuk biasa sering digunakan dalam praktik komersial modern. Perbedaan yang terjadi karena dipengaruhi pemajemukkan (compounding). Perhitungan bunganya dilakukan berdasarkan pinjaman pokok dan bunga yang dihasilkan pada periode sebelumnya. Jika jumlah uang semakin sebesar atau periode lebih lama, maka  prbedaan tersebut akan semakin besar. 

3.5. Konsep Ke-Ekivalenan
Ekuivalensi ialah semua cara pembayaran yang memiliki daya tarik yang sama bagi peminjam. Meskipun total pembayaran kembali  uang pinjaman berbeda menurut caranya, tetapi bisa ekivalensi satu sama lain merupakan konsep yang penting dalam ekonomi teknik.
Ekuivalensi tergantung pada :
  1.  Tingkat suku bunga
  2.  Jumlah uang yang terlibat
  3.  Waktu menerima dan/atau pengeluaran uang
  4.  Sifat yang berkaitan dengan pembayaran bunga terhadap modal yang ditanamkan   dan modal awal yang diperoleh kembali.
     Jika tingkat suku bunga konstan pada 10% dengan pembayaran apapun, maka semua cara pembayaran tersebut ekivalen. Seseorang bisa secara bebas meminjam dan meminjamkan pada tingkat suku bunga 10%. Tidak ada bedanya pada pokok pinjaman dibayarkan dalam umur pinjaman atau baru dibayar kembali pada akhir tahun ke-4
           Cara untuk melihat mengapa semua cara pembayaran itu dikatakan ekivalen pada tingkat suku bunga 10% adalah membandingkan total bunga pinjaman yang dibayarkan dengan total pinjaman selama 4 tahun, seperti ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel. M-02.7
Total Bunga Pinjaman yang Dibayarkan
Total Pinjaman Selama
Empat Tahun
Perbandinga Total Bunga terhadap Total Pinjaman
Cara I
150,00
1.500,00
0,10
Cara II
200,00
2.000,00
0,10
Cara III
387,33
3.873,31
0,10
Cara IV
211,20
2.112,2
0,10

     Dengan suatu tingkat suku bunga yang sama, dapat dikatakan bahwa setiap cara pembayaran di masa yang akan datang yang akan melunasi sejumlah uang yang dipinjam saat ini adalah ekivalen satu sama lain. Ekivalensi berlaku jika total bunga pinjaman yang dibayarkan dibagi total dengan pinjaman yang menghasilkan jumlah yang sama pada cara pembayaran mana saja.

3.6. Notasi dan Diagram/Tabel Arus Kas
      Arus kas (cash flow) adalah aliran nilai atau dana moneter (dollar) yang digunakan sebagai biaya (inputs) untuk menghasilkan keutungan (output). Arus kas (cash flow) tersebut dihasilkan dari sebuah proyek investasi.  Cara termudah untuk pendekatan masalah - masalah dalam analisis ekonomi adalah menggambar sebuah gambar atau diagram yang harus menunjukkan 3 hal, yaitu:
1. Interval waktu yang dibagi ke dalam jumlah yang sesuai dari periode yang sama
2. Semua arus pengeluaran kas (deposito, pengeluaran, dll) dalam masing-masing periode
3. Semua arus pemasukan kas masuk (penarikan, pendapatan, dll) pada setiap periode
      Untuk menyederhanakan subjek pada analisis ekonomi, ada beberapa simbol-simbol (notasi) yang diperkenalkan untuk mewakili macam-macam arus kas dan faktor-faktor bunga, yaitu :
P  = nilai atau jumlah mata uang pada waktu sekarang ($)
F  = nilai atau jumlah mata uang pada waktu yang akan datang ($)
N = jumlah dari periode bunga
i   = tingkat suku bunga per periode (%) 

3.7. Tidak diketahui nilai awal, Diketahui nilai akan datang
Jika (1 + i)n  dipindahkan ke ruas kanan diperoleh :
P = F (1+i)-n                             (4)

 P = Ekuivalen masa sekarang
 F = Ekuivalen masa akan datang
 i  = Tingkat Bunga per Periode

Bentuk  (1 + I)-n disebut Single Payment Present Worth Factor (faktor nilai saat ini pembayaran tunggal), dan dapat ditulis dengan simbol fungsional (P/F,i,n) Besarnya (P/F,i,n) untuk berbagai i dan n dapat dilihat pada tabel bunga.
     Simbol fungsional tersebut dibaca  “cari P di mana F diketahui pada bunga i per periode bunga untuk n periode bunga.” Perhatikan bahwa urutan dari P dan F dalam P/F adalah sama seperti dalam bagian awal dari persamaan 4, di mana besaran yang tidak diketahui P ditempatkan pada sisi sebelah kiri dari persamaan sedangkan besaran yang diketahui F ditempatkan disebelah kanan persamaan. 

3.8. Tidak diketahui nilai akan datang, Diketahui nilai awal
Jika suatu jumlah P rupiah ditanamkan pada suatu saat sekarang dan i merupakan tingkat bunga per periode (keuntungan atau pertumbuhan), jumlahnya akan meningkat dari sebesar P menjadi P+Pi = P(1+i) pada akhir periode pertama;  pada akhir dari dua periode besarnya akan meningkat menjadi P(1+i)(1+i) = P(1+i)2 ; pada akhir dari tiga periode, besarnya akan meningkat menjadi P(1+i)2 (1+i) = P(1+i)3; dan pada akhir dari n periode jumlahnya akan meningkat menjadi  :
F = P (1 +i)n

3.9. Gradien Seragam 
Pada deret gradien panjangnya periode adalah N, tetapi aliran kas dalam periode 1 adalah 0. Beberapa faktor yang mempengaruhi gradien antara lain nilai sekarang, annuitas, atau nilai masa akan datang.
P = G (P/G, i, N) atau G = P (G/P, i, N) (3.9)
A = G (A/G, i, N) atau G = A (G/A, i, N) (3.10)
F = G (F/G, i, N) atau G = F (G/F, i, N) (3.11)
Beberapa masalah arus kas melibatkan peneriman - peneriman atau pengeluaran-pengeluaran yang diproyeksikan agar meningkat atau berkurang.
Jumlah secara konstan G pada setiap periode. Situasi itu dapat dimodelkan dengan suatu kemiringan/gradient yang seragam (uniformgradient/arithmetic gradient).
3.10. Suku Bunga Terhadap Waktu


Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Biasanya suku bunga diekspresikan sebagai persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam. Tingkat bunga pada hakikatnya adalah harga. Seperti halnya harga, suku bunga menjadi titik pusat dari pasar, dalam hal ini pasar uang dan pasar modal.
Tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI) atau  BI-rate  adalah suku bunga instrumen sinyaling Bank  Indonesia (BI) merupakan suku bunga kebijakan  moneter ( policy rate ) Kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia  (BI-rate) akan mempengaruhi tingkat suku bunga antar bank dan tingkat suku bunga deposito yang berakibat pada perubahan suku bunga kredit. Dengan demikian  BI-rate  tersebut memberi sinyal bahwa pemerintah mengharapkan pihak perbankan dapat menggerakkan sektor riil untuk dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kenaikan  BI-rate akan mendorong kenaikan suku bunga dana antar bank dan suku bunga deposito yang mengakibatkan kenaikan suku bunga kredit, sementara jika BI-rate diturunkan dikhawatirkan  akan memicu pelarian dana jangka pendek yang akan mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi.

3.11. Tingkat Suku Bunga Nominal dan Suku Bunga Efektif



Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati di pasar. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan.
Tingkat suku bunga juga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan tingkat suku bunga tinggi yang diharapkan kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar sehingga permintaan agregat pun akan berkurang dan kenaikan harga bisa diatasi.
Secara teori tingkat bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat bunga nominal yang merupakan penjumlahan tingkat bunga riil ditambah inflasi (Mankiw,2003). Adanya kenaikan atau penurunan inflasi akan berdampak pada kenaikan atau penurunan tingkat bunga kredit.
Pada tahun 2002, kondisi makroekonomi menunjukkan perkembangan yang kondusif. Ini terlihat dari terkendalinya uang primer, serta laju inflasi dan nilai tukar yang menunjukkan perkembangan yang positif. Oleh karena itulah, Bank Indonesia mulai memberikan sinyal penurunan tingkat bunga secara bertahap. Hal ini dilakukan melalui penurunan tingkat bunga instrumen moneter yang salah satunya adalah SBI. Walaupun tingkat bunga SBI mengalami penurunan, tingkat bunga kredit relatif rigid.
Suku bunga kredit yang ada pada saat ini dianggap beberapa kalangan baik dari pelaku bisnis maupun pakar ekonomi belum optimal. Mereka menuntut agar Bank Indonesia selaku penguasa moneter mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit berkaitan dengan turunnya SBI agar dapat meningkatkan atau mengembangkan sektor riil lewat kegiatan investasinya. Namun tuntutan itu belum atau baru sedikit yang dipenuhi (Info Bank, 2004).
Masih relatif tingginya suku bunga kredit di tengah-tengah masih adanya ketidakpastian prospek usaha tentu saja akan mengurangi semangat sektor dunia usaha untuk melakukan investasi. Walaupun dilihat dari beberapa indikator, fungsi intermediasi perbankan melalui penyaluran kredit telah menunjukkan perbaikan, namun dalam kenyataannya penyaluran kredit perbankan pada sektor riil belum dapat berlangsung dengan cepat karena berbagai permasalahan yang dihadapai oleh sektor riil itu sendiri meskipun hal tersebut juga ada kaitannya dengan konsolidasi internal di perbankan.
Gejolak suku bunga dan inflasi menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi aktivitas penyaluran kredit. Keduanya tidak hanya mendorong suku bunga kredit, tapi juga membuat risiko kredit macet menjadi besar. Tetapi dalam kondisi seperti ini, kegiatan kredit perbankan harus tetap berlangsung.
Suku Bunga Nominal
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa kita lihat bank atau media cetak. Misalnya perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $100.000 selama setahun pada suku bunga nominal 10%, maka pada akhir tahun perusahaan harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar $110.000 (yaitu $100.000 x 10%).
Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya, bank memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%.
Tingkat Bunga Efektif adalah:

disebut juga tingkat suku bunga ekuivalen tahunan (equivalent annual rate, EAR).  Tingkat suku bunga ini adalah tingkat suku bunga yang akan menghasilkan nilai akhir (di masa depan) yang sama menurut bunga majemuk tahunan seperti juga pada bunga majemuk yang lebih sering dengan memberikan suatu tingkat suku bunga nominal tertentu.  Semua tingkat suku bunga nominal dapat dikonversi menjadi tingkat suku bunga ekuivalen tahunan, atau EFF%.  Ketika melakukan perbandingan di antara beberapa pinjaman atau investasi yang melakukan pembayaran pada jangka waktu yang berbeda-beda, harus menggunakan EEF%.
  1. tingkat bunga yang sesungguhnya dibebankan dalam setahun; jika suku bunga dibebankan sekali setahun, tingkat bunga nominal sama dengan suku bunga efektif; atau
  2. gambaran mengenai pendapatan/hasil atas nilai suatu instrumen utang yang dimiliki dibandingkan dengan nilai instrumen pada saat harga pembelian (effective rate)
Jika tingkat bunga nominal lebih rendah daripada tingkat bunga efektif, maka akan terjadi diskonto. Sebaliknya, jika tingkat bunga nominal lebih tinggi daripada tingkat bunga efektif, maka akan terjadi premium.
RUMUS BUNGA NOMINAL & EFEKTIF
n Suku bunga nominal :
• r = i x M
n Suku bunga efektif :
• ieff = (1 + i)M -1



https://condrokacon.wordpress.com/2012/10/25/suku-bunga-nominal-dan-suku-bunga-efektif/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CONTOH PROGRAM PERULANGAN ARDUINO PADA RUNNING LED Pada postingan kali ini saya akan menunjukan salah satu contoh program menggunakan peru...